Beberapa bulan terakhir, beberapa wali murid kembali menceritakan pengalaman mereka ketika bertemu dengan beberapa guru dan kepala sekolah (dasar) negeri lain. Mereka menyarankan agar guru dan pengelola sekolah berhati-hati karena ada sebagian dari guru dan kepala sekolah tersebut tak henti menjelek-jelekkan sekolah.
Banyak hal menjadi tema pembicaraan mereka mulai dari menyoal kualitas pendidikan, perlakuan terhadap guru dan pegawai, hingga memprovokasi dalam hal keuangan. Menurut para guru dan kepala tersebut, kualitas pendidikan Darush Sholihin sama saja dengan sekolah negeri. Mutu pendidikan sekolah ini bahkan dibilang lebih rendah, karena gurunya berganti-ganti. Mereka juga mendorong wali murid untuk menuntut sekolah gratis karena sudah ada BOS.
Biasanya mereka yang terpengaruh secara tiba-tiba mempersoalkan banyak hal di sekolah, bahkan sebagian di antaranya memilih memindahkan putera-puterinya ke sekolah lain. Sedangkan mereka yang bertahan dan membela sekolah pada umumnya karena tahu benar bagaimana kondisi riil pengelolaan sekolah-sekolah konvensional itu dan perbedaannya dari Darush Sholihin.
Secara sosiologis, salah satu indikator keterbelakangan sosial tersebut tampak dari berbagai munculnya berbagai reasoning yang tidak masuk akal. Sebagai misal, tidak jarang beberapa pihak menganggap bahwa sekolah ini maju karena faktor klenik. Pandangan aneh, tetapi begitulah realitas masyarakat daerah ini.
Ketiga, Darush Sholihin justeru bersyukur, karena memandang kampanye apapaun, baik positif maupun negatif merupakan keuntungan bagi sekolah. Secara tidak langsung kampanye negatif sekalipun menunjukkan bahwa Darush Sholihin diakui dan diperhitungkan keberadaannya di tengah masyarakat. Bila tidak ada yang istimewa dari Darush Sholihin pasti tidak ada yang membicarakannya.
Pada tahun 2009, sebagian besar guru dan pegawai di salah satu unit pendidikan Darush Sholihin pernah terpengaruh oleh kampanye negatif tersebut. Akibatnya, kinerja mereka menurun sebagaimana guru sekolah negeri, bahkan kegiatan pembelajaran terganggu yang diiringi penurunan prestasi hasil belajar siswa.
Tentu saja Darush Sholihin tidak membiarkan hal semacam itu terulang lagi. Darush Sholihin tidak akan membiarkan pola pikir, pola sikap dan kampanye orang luar tersebut mempengaruhi para guru dan pegawai. Bagaimanapun kunci keberhasilan sekolah ditentukan oleh pemahaman dan komitmen guru dan pegawai untuk bekerja secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yayasands@gmail.com